KOMPAS.com - Lomba pembuatan aplikasi Hackathon Jakarta atau #HACKJAK resmi bergulir pada Sabtu (26/4/2014). Sebanyak 4 aplikasi pemenang utama akan mendapat hadiah berupa uang, namun perjalanan tidak berhenti disitu.
Pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Southeast Asia Technology and Transparency (SEATTI) selaku penyelenggara berharap kegiatan ini bisa membuahkan aplikasi mobileyang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, terkait pemantauan data transportasi umum darat dan data anggaran DKI Jakarta tahun 2014.
"Hal ini sesuai dengan arahan pak Wakil Gubernur (Basuki Tjahaja Purnama), agar masyarakat ikut mengawasi. Citizen watch akan lebih efektif dibanding hanya kami saja," ujar Kepala UPT PIPP Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta, Setiaji, ketika ditemui di sela-sela kegiatan.
Kendati bentuk akhir aplikasi buatan para peserta masih belum jelas benar sebelum akhir kompetisi pada Minggu (27/4/2014) siang ini, Setiaji mengaku sudah memiliki gambaran mengenai aplikasi yang diharapkan bakal tercipta.
"Kami ingin yang bentuknya mobile agar masyarakat bisa mudah menggunakan sambil jalan. Jadi, ketika misalnya menemukan proyek yang janggal, bisa langsung dipotret dan dilaporkan. Kami ingin early warning system untuk proyek-proyek yang ada di DKI," katanya.
Setiaji juga berharap akan muncul aplikasi yang bisa mendorong masyarakat untuk lebih banyak memakai angkutan umum, misalnya dengan menyediakan informasi tentang trayek-trayek yang ada agar diketahui masyarakat.
Open Government
Data transportasi umum dan APBD DKI Jakarta 2014 yang dijadikan tema besar dalam #HACKJAK, lanjut Setiaji, diberikan pada peserta dalam bentuk application programming interface (API) agar bisa dimanfaatkan dalam aplikasi masing-masing.
Dua jenis data tersebut merupakan bagian dari 63 Open Data yang dirilis oleh pihak Pemprov DKI dalam rangka transparansi kerja pemerintah.
"Sebenarnya ada macam-macam data yang dibuka, ada soal pariwisata dan lain-lain, namun kami ambil dua dulu. Alasannya karena anggaran itu jantung dari semuanya," kata Program Manager SEATTI Shita Laksmi, menjelaskan alasan di balik pemilihan jenisOpen Data untuk #HACKJAK.
SEATTI adalah sebuah inisiatif yang mendukung penggunaan teknologi untuk transparansi di Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Transparansi tersebut antara lain diwujudkan lewat akses terbuka dan pemanfaatan atas Open Data.
Meski terbuka, Open Data tidak begitu saja memberikan manfaat pada masyarakat. "Tantangannya adalah memberikan kegunaan pada Open Data. Salah satu kritik atasOpen Data adalah banyak yang bisa melihat tapi tak ada yang bisa memakai. Kami ingin ada keterlibatan dari warga negara," kata Shita.
Dengan merangkul para developer untuk membuat aplikasi seputar Open Data,diharapkan data-data terbuka itu kemudian akan bisa diakses dan memberi manfaat secara langsung untuk masyarakat. Bentuknya bisa bermacam-macam, lanjut Shita, seperti misalnya aplikasi anti-macet untuk pengguna jalan.
"Begitu Pemprov DKI menyatakan keterbukaan dengan Open Data, kami langsung mendekati. Mumpung Indonesia sedang disorot sebagai pimpinan Open Government Partnership (Aliansi Pemerintahan Terbuka), kita bisa sekalian tunjukkan," kata Shita.
Bantu sosialisasi
Shita menjelaskan bahwa pihaknya akan mendampingi developer dan aplikasi hingga diunggah ke internet. "Setelah itu, pengelolannya beralih ke Pemprov DKI," katanya.
Soal ini, Setiaji mengatakan bahwa pihaknya siap mensosialisasikan aplikasi dan layanan yang menjadi pemenang kompetisi #HACKJAK agar diketahui dan aktif digunakan oleh masyarakat.
"Kami punya berbagai acara seperti PRJ (Pekan Raya Jakarta) bulan Juni mendatang, bisa disosialisasikan di situ. Kemudian nanti akan kami bawa ke konferensi regional Open Government Partnership di Bali, 6-7 Mei," ujar Setiaji.
Terkait laporan dari publik yang akan masuk lewat aplikasi, Setiaji mengaku pihaknya telah memiliki mekanisme untuk mengelola feedback masyarakat. "Sudah ada tim ROP, Respons Opini Publik, bekerjasama dengan UKP4 dan beroperasi sejak 2011," jelasnya.
#HACKJAK sendiri merupakan ajang pertama di mana Pemerintah DKI Jakarta menyediakan data terbuka untuk dipakai dalam sebuah hackathon. Kompetisi yang diikuti oleh 200 orang developer ini diharapkan bisa ikut mendorong institusi-institusi pemerintah dan daerah-daerah lain di Indonesia untuk melakukan hal serupa dalam pemanfaatanOpen Data.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Awasi Kerja Pemerintah Jakarta dengan Aplikasi "Mobile""
Post a Comment